Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan Terhadap Sifat-Sifat Tanah

Forest after fires

Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan Terhadap Sifat-Sifat Tanah

Kebakaran hutan dan lahan merupakan suatu peristiwa terbakarnya hutan dan lahan, baik secara alami maupun oleh perbuatan manusia, sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan yang menimbulkan kerugian ekologi, ekonomi, sosial budaya, dan politik (Nurhayati dan Yusup 2019). Penyebab kebakaran hutan dan lahan dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor alam dan faktor manusia. Menurut Syaufina (2017), kebakaran hutan dan lahan di Indonesia hampir 100% disebabkan oleh faktor manusia, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Faktor manusia yang sering mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan salah satunya adalah perilaku pembukaan lahan dengan pembakaran tidak terkendali. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Wulandari dan Fitriasari (2022) yang menyatakan, kegiatan ladang berpindah sangat erat kaitannya dengan membuka lahan untuk pertanian dengan menggunakan cara membakar untuk membersihkan lahan dan menyuburkan tanah yang dilakukan oleh para petani tradisional dalam suatu komunitas tertentu. Persepsi masyarakat melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar adalah karena biaya yang digunakan sangat murah, hasil dari sisa pembakaran dapat menyuburkan tanah, tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak saat membakar, dan cara ini sudah merupakan tradisi yang dilakukan secara turun temurun (Bangun dan Megawati 2017). Tradisi pembakaran tersebut akan berdampak jangka panjang terhadap kualitas suatu tanah, yang akan mengganggu sifat-sifat penyusun tanah. 

Sifat-sifat utama penyusun tanah terdiri dari sifat fisik tanah, sifat kimia tanah, dan sifat biologi tanah. Sifat fisik tanah terdiri dari warna tanah, suhu tanah, bulk density, porositas, struktur tanah, dan tekstur tanah. Berdasarkan penelitian (Murtinah et al. 2017), dampak kebakaran terhadap sifat fisik tanah terutama disebabkan oleh terbukanya tajuk, humus, dan serasah ikut terbakar, struktur tanah memburuk dan akhirnya rentan terhadap erosi. Pengaruh kebakaran terhadap sifat fisik tanah akan jelas tampak pada perubahan tekstur tanah, kerapatan lindak (bulk density), porositas dan permeabilitas. Hasil yang didapat dari sifat fisik tanah pasca kebakaran adalah meningkatnya bulk density, penurunan porositas dan permeabilitas tanah serta tekstur tanah dengan fraksi pasir lebih dominan. Lebih rendahnya nilai porositas tanah pada areal bekas terbakar terjadi karena dipengaruhi oleh peningkatan kepadatan tanah (peningkatan nilai BD) akibat terbakarnya serasah dan bahan organik yang menimbulkan pengembangan koloid-koloid tanah yang mempersempit dan mengurangi jumlah ruang pori dalam tanah. 

Beberapa karakteristik dari sifat kimia tanah adalah dinilai dari pH tanah, c-organik tanah, N-total, KTK, dan parameter unsur kimia lainnya (Margolang et al. 2014). Hasil dari penelitian (Wibowo et al. 2024), sifat kimia tanah pada areal bekas terbakar menunjukkan nilai Ph, Mg, dan Ca yang tinggi namun diikuti penurunan pada c-organik tanah. Karakteristik sifat biologi tanah dapat dinilai dari respirasi tanah, mikroorganisme tanah, mesofauna dan makrofauna. Pada sifat biologi tanah, kebakaran hutan menyebabkan perubahan terhadap ekosistem tanah yang mengandung berbagai jenis mikroba yang berbeda-beda. Dengan mengetahui jumlah dan aktivitas mikroba di dalam suatu tanah dapat diketahui apakah tanah tersebut termasuk subur atau tidak karena populasi mikroba yang tinggi menunjukkan adanya suplai makanan yang cukup, suhu yang sesuai, ketersediaan air yang cukup dan kondisi ekologi tanah mendukung perkembangan mikroba (Sinaga et al. 2015).

 

Referensi

Bangun R, Megawati R. 2017. Persepsi masyarakat dalam membuka lahan dan faktor pemicu kebakaran lahan Provinsi Riau. Jurnal Kebijakan Pembangunan dan Inovasi3(1): 60-73.

Margolang RDMRD, Jamilah J, Sembiring M. 2014. Karakteristik beberapa sifat fisik, kimia, dan biologi tanah pada sistem pertanian organik. Jurnal Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara3(2): 104-544.

Murtinah V, Edwin M, Bane O. 2017. Dampak kebakaran hutan terhadap sifat fisik dan kimia tanah di Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur. Jurnal Pertanian Terpadu5(2): 128-139.

Nurhayati AD dan Yusup A. 2019. Penyebab kebakaran hutan di kawasan Hutan Pendidikan Gunung Walat, Jawa Barat. Jurnal Silvikultur Tropika. 10(3):173-177.

Sinaga AH, Elfiati D, Delvian D. 2015. Aktivitas mikroorganisme tanah pada tanah bekas kebakaran hutan di Kabupaten Samosir. Peronema Forestry Science Journal4(1): 60-66.

Syaufina L. 2017. Metode Penilaian Areal Pasca Kebakaran Hutan. Bogor: IPB Press.

Wibowo FAC, Waskitho NT, Prasetyo B, Wahidiah T. 2024. Dampak Pasca Kebakaran Hutan terhadap Sifat Fisik dan Sifat Kimia Tanah di Gunung Panderman: Post Forest Fire Impact on Physical and Chemical Properties of Soil at Mount Panderman. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman21(1): 36-47.

Wulandari E, Fitriasari ET. 2022. Meta-analisis faktor pendorong aktivitas antropogenik terhadap karakteristik kebakaran hutan dan lahan gambut di Indonesia. Kaganga: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora5(1): 50-67.