Smart Agroforestry (SAF) dalam Mendukung Mitigasi dan Perubahan Iklim
Smart Agroforestry (SAF) dalam Mendukung Mitigasi dan Perubahan Iklim
Hilangnya tutupan lahan akibat konversi hutan pemukiman, perkebunan, pertanian, dan kebutuhan untuk pembangunan sektor lain telah menyebabkan terjadinya perubahan cuaca maupun iklim di berbagai tempat. Perubahan iklim merupakan berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi, antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan manusia (Gernowo et al. 2012). Perubahan fisik ini tidak hanya terjadi secara sesaat, tetapi dalam kurun waktu yang panjang. Perubahan iklim ini dapat dicegah dengan melakukan upaya mitigasi dan pencegahan. Salah satu pola tanam yang dapat digunakan untuk memitigasi terjadinya perubahan iklim adalah sistem agroforestri. Dalam sudut pandang perubahan iklim, hutan pada sistem agroforestri dapat berperan baik dalam sink (penyerap/penyimpan) karbon maupun source (pengemisi) karbon. Agroforestri adalah praktik pengolahan lahan dengan tanaman sela atau semusim yang ditanam sekitar atau di antara barisan pohon (Abdulai et al. 2018). Pohon menciptakan iklim mikro yang dapat mengurangi suhu, menjaga kelembaban, dan meningkatkan nitrogen. Sistem agroforestri memberikan opsi untuk mengurangi perubahan iklim dengan cara peningkatan hasil panen dan memberikan manfaat lingkungan seperti adaptasi perubahan iklim (Coulibaly et al. 2017).
Gambar 1 Siklus nutrisi pada sistem agroforestri
Sumber: Octavia et al. (2023)
Smart Agroforestry (SAF) diyakini sebagai salah satu solusi alternatif dalam penerapan pengelolaan hutan lestari untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. SAF menyediakan pengetahuan dan praktik pertanian dan silvikultur yang bertujuan tidak hanya untuk memulihkan kondisi lingkungan, termasuk mitigasi dan perubahan iklim, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Contoh penerapan sistem agroforestri yang dapat menjadi upaya adaptasi dan pencegahan perubahan iklim adalah sistem agroforestri berbasis sengon dengan padi gogo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem agroforestri berpengaruh nyata terhadap produktivitas panen padi Gogo dan serangan cendawan Rhizoctonia sp. Sistem agroforestri berbasis sengon dan padi Gogo mempengaruhi pertumbuhan sengon, yaitu dengan pertumbuhan sengon yang lebih baik dibandingkan sistem monokultur (Ningrum et al. 2019).
Daftar Pustaka
Abdulai I, Jassogne L, Graefe S, Asare R, Van Asten P, Läderach P, Vaast P. 2018. Characterization of cocoa production , income diversification and shade tree management along a climate gradient in Ghana. PLoS One 13, 1–17.
Coulibaly JY, Chiputwa B, Nakelse T, Kundhlande G. 2017. Adoption of agroforestri and the impact on household food security among farmers in Malawi. Agric. Syst. 155, 52–69.
Gernowo R, Adi K, Arifin Z. 2012. Studi awal dampak perubahan iklim berbasis analisis variabilitas CO2 dan curah hujan (studi kasus; Semarang Jawa Tengah. Berkala Fisika. 15(4): 101-104.
Ningrum DKB, Wijayanto N, Wulandari AS. 2019. Pertumbuhan sengon dan produksi padi gogo pada taraf pemupukan P yang berbeda dalam sistem agroforestri. Jurnal Silvikultur Tropika. 10(1): 1–6.
Octavia D, Murniati, Suharti S, Hani A, Mindawati N, Suratman, Faubiany V. 2023. Smart agroforestry for sustaining soil fertility and community livelihood. Forest Science and Technology. 19(4): 315-328.
Created by: Agroforestry Group